Tentukan Saja Judulnya.

 Setelah sekian lama tidak mempublikasikan tulisan yang masih minim faedah, akhirnya saya dimampukan untuk kembali menulis di blog ini. 

Lebih dari satu bulan, saya belum tahu apalagi yang perlu saya tulis. Padahal, banyak draft yang masih setia mengantre untuk diselesaikan satu per satu. Namun apa daya, "buntu" menjadi salah satu asbab dari kemalasan yang makin akut ini. Para penulis dan penggiat literasi sering menyebutnya sebagai writer's block. Sayangnya, saya bukan salah satu jajaran penulis. Jadi, "buntu" mungkin istilah yang lebih layak untuk menamakan kondisi yang sedang terjadi antara saya dengan blog ini. 

14 juli 2020, tulisan terakhir saya yang berjudul "antara titik dan ruang" saya terbitkan. Dengan latar belakang "muak" dengan mereka yang masih menghamba pada sudut pandangnya sendiri. Sedang mereka lupa kalau setiap orang pun memiliki sudut pandang dan boleh jadi mereka hanya sedang merasa sering mensintesis segala-galanya dari suatu hal yang tak jelas rupanya yang seringkali kita sebut sebagai "sudut pandang". Berbekal sedikit pengetahuan dan pengalaman tanpa ada riset terlebih dulu, tulisan itu saya lepas begitu saja ke ruang publik. Karena memang ada tujuan yang lebih sederhana dan lebih penting. Yaitu supaya tetap tahu bagaimana caranya menulis dan menuangkan segala isi pikiran lewat tulisan. 

Memang, baru dari awal-awal tahun ini saya memulai untuk melibatkan diri dalam dunia literasi. Mulai dari kembali belajar cara membaca buku hingga selesai, hingga mengikuti berbagai pelatihan menulis secara tatap muka dan dalam jaringan. Terlebih selama kondisi yang tidak memungkinkan kita untuk selalu hilir mudik menjelajahi setiap daerah yang ada di sekitar kita. Saya rasa sudah banyak yang tahu kondisi apa yang saya maksudkan.

Lewat belajar itu, saya mulai mempelajari banyak hal tentang dunia menulis. mulai dari bagaimana cara untuk mulai menggarap suatu tulisan hingga bagaimana caranya untuk mengatasi "kebuntuan" selama menulis. Semuanya saya simpan dalam catatan saya dan tak jarang saya baca kembali selama memiliki waktu luang. Termasuk menyempatkan waktu untuk membaca buku yang saya miliki walaupun hanya beberapa halaman dalam sehari.

Lambat laun, saya merasa perlu untuk memulai menulis. Karena lewat menulis, apapun dapat saya bagikan kepada banyak orang. Walaupun tulisan-tulisan saya masih terbilang sangat amatir, pastinya. Tetapi tak mengurungkan niat untuk tidak mulai menulis. Karena saya masih yakin dengan prinsip utama saya dalam menulis. Yaitu "tulisan yang baik adalah tulisan yang dimulai dan diakhiri dengan publikasi dan evaluasi".

Senjata makan tuan. Ternyata, saya pun sedang mengalami sulitnya untuk memulai menulis. Padahal, pakem/SOP menulis versi saya sudah saya buat dengan baik dan sistematis yang sangat sesuai dengan diri saya sehingga biasanya cukup mudah untuk menulis. Mulai dari mengobservasi di sekitar, membuat kerangka tulisan yang sudah jelas template-nya, hingga menentukan waktu perilisan tulisan yang sudah selesai. 

Dari keadaan tersebut, saya mendapatkan sebuah hipotesis. Mungkin saya terlalu nyaman dengan tulisan dan cara menulis saya yang sangat normatif. Perlu untuk keluar dari zona nyaman, perlu kembali belajar bagaimana caranya menulis dari banyak orang dan media. 

Ah, akhirnya saya dapat satu saran dari kawan saya. Jelajahi sebuah jejaring sosial yang hanya memiliki fitur bertanya, menjawab, dan berbagi lewat tulisan. 

Tunggu dulu, saya tidak sedang beriklan dan ini bukanlah tulisan yang akan dibayar. Saya mencobanya, namun nihil hasil. Hanya tumpukan pertanyaan yang lewat sepintas di pikiran dan hilang begitu saja. Walaupun banyak bahasan yang menarik di sana. Mungkin saja memang saya belum mampu untuk mendapatkan ide dengan berselancar di media sosial tersebut layaknya para penulis profesional.

Kemudian, saya pikir coba saja untuk melanjutkan kembali draft tulisan saya hingga dapat diterbitkan di blog ini. Sebagai informasi, saya memiliki draft tulisan yang sarat akan komunisme. Namun urung saya terbitkan ke khalayak karena khawatir muncul persepsi yang cukup menyebalkan untuk saya alami dan terima. Oleh karenanya, kalaupun saya akan selesaikan, sepertinya akan saya publikasikan secara tertutup sehingga hanya saya sendiri yang dapat membacanya. 

Evaluasi merupakan salah satu patokan saya dalam beraktivitas. Saya selalu coba membuat evaluasi yang bersumber dari diri sendiri dan orang-orang di sekitar saya. Karena saya rasa permasalahan ini mampu diselesaikan bila penyebab-penyebab utamanya dapat teridentifikasi. 

Bila dicermati, ternyata banyak faktor lepas yang menyebabkan saya buntu bahkan malas untuk kembali mengisi konten dalam blog ini. Mulai dari yang remeh seperti malas untuk membuat tulisan hingga penyebab yang cukup fatal yaitu sudah mulai jarang membaca buku. Satu persatu sudah mulai teridentifikasi sebagai jawaban dari segala permasalahan saya untuk kembali membuat beberapa tulisan untuk tetap menghidupkan blog ini.

Menulis sepertinya memang bukan perkara mudah. Sama seperti membangun suatu usaha, menulis tetap memerlukan banyak hal yang perlu dikorbankan. Kedisiplinan yang menjadi salah satu kunci yang perlu dimiliki oleh mereka yang ingin merambah dan bertahan di dunia menulis dan literasi. Mulai dari kedisiplinan dalam membaca buku, menjelajahi hal-hal yang sedang terjadi saat ini lewat media sosial ataupun media lainnya, hingga kedisiplinan untuk mengangsur setiap tulisan yang sedang dibuat. 

Proses, semuanya memerlukan proses. 

Ada harga yang harus dibayar, ada hasil yang harus siap dituai. Sebesar apapun dan dalam bentuk apapun itu. Bermula dari niat lalu memulai serangkaian usaha untuk merilis sebuah tulisan.

Mulai dari membuat tujuan utama tulisan itu (output), merancang poin-poin utama yang akan disampaikan untuk mewakili output tulisan, merancang konsep, hingga mulai untuk editing sebelum menetaskan tulisan tersebut ke khalayak. Tidak mudah, tapi tidak mustahil pula. Selama mau belajar, ketidakmampuan akan berubah menjadi mampu. Lalu, yang mampu akan mulai untuk mahir.

Sepertinya, tulisan ini sudah cukup untuk saya rilis. Tulisan yang dibuat tanpa mengikuti kaidah menulis sama sekali. Tujuannya? hanya ingin memanfaatkan halaman-halaman kosong yang bisa diisi lewat tulisan ini saja. Setelah itu, semoga mulai mampu untuk kembali menulis dan terus mampu menyisipkan value yang dapat berguna tak hanya untuk diri sendiri, namun bagi mereka yang membacanya. Untuk tulisan ini, silakan tentukan saja judul yang cocok untuk kalian yang membacanya.

Semoga sehat selalu, semoga tetap kuat. 

Jakarta, 8 September 2020, 03.09 WIB
Salam


Andi Ilham Razak

Comments

Popular Posts