Pernak-Pernik Ramadhan


Hari terakhir ramadhan memang selalu mengundang dualisme

Ada yang senang, tentunya banyak di antara kita yang merasakan itu saat ini, setidaknya

Tapi, ada yang sedih. Boleh jadi ini yang mengundang tanda tanya di antara kita semua. Sedih menjelang lebaran? Karena tidak mudik kah? THR tidak diberikan dari kantor? Atau justru sedang sakit sehingga kemungkinan tidak bisa merasakan atmosfer lebaran yang akan kita rasakan segera?


29 hari ini sama seperti ramadhan yang lalu. Cepat. Terlalu cepat bahkan

Rasanya baru kemarin diumumkan sidang isbat 1 ramadhan. Tapi tadi sore di televisi sudah diumumkan hasil sidang isbat 1 syawal

Jika kita melihat kilas balik, sepertinya banyak yang sudah dilewatkan di bulan ramadhan ini. Shalat tarawih, shalat dhuha, tilawah, infak, bederma, ….

Alamak! Zakat fitrah pun boleh jadi ada yang belum menunaikannya hingga sekarang ini dan malah membaca tulisan remeh ini.

Serasa seperti pukulan telak baru saja menghantam bila kita mengingat banyak hal yang disia-siakan di bulan ramadhan yang akan lewat ini. Boleh jadi, ini bulan puasa terakhir yang dapat kita jalankan. Entah kedepan akan seperti ini lagi, atau lebih menyeramkan seperti bulan ramadhan tahun 2020. Jangankan buka puasa bersama, tarawih berjamaah pun terpaksa dilarang pemerintah guna menekan penyebaran wabah virus.

Semua pernak-pernik ramadhan itu yang akan menjadi parameter seberapa berkualitasnya manajemen diri kita selama berada di bulan ramadhan. Ini yang menjadi variabel utama sedihnya orang-orang bila ditinggal oleh bulan ramadhan. Karena bulan yang penuh berkah dan pahala, baru saja selesai.

Peringatan satu syawal di Indonesia kali ini bersamaan dengan hari pendidikan nasional (Hardiknas). Seyogyanya dapat kita sinkronisasikan bulan syawal ini dengan mulai kembali belajar. Belajar untuk tidak menyia-nyiakan waktu. Mungkin, ini juga jadi penyebab kenapa Allah bersumpah demi masa di Al-Qur’an. Supaya tidak merugi karena kita tidak dapat kembali ke suatu waktu dan mengubah keadaan yang ada di masa lampau.

Dari semua itu, bisa jadi harusnya banyak di antara kita yang berpikir dua kali dan justru merasa lebih pantas menjadi orang yang sedih menjelang lebaran. Karena menyia-nyiakan 29 hari yang sudah lewat dan baru kembali datang di tahun depan. Itupun kalau umur masih ada dan kondisi memungkinkan.

Kalau tidak?

Wallahu a’lam bisshowab.

Taqabbalallahu minna wa minkum. Selamat hari raya idul fitri 1443 H

Mohon maaf lahir dan batin

 

Sulawesi selatan, di hari buruh internasional.  

Andi Ilham Razak

 

Comments

Popular Posts