Perihal memulai segalanya
Terbawa oleh ingatan menuju waktu yang lalu. Ada satu hal
yang memiliki kesulitan tersendiri untuk dilakukan. Yaitu memulai.
Tak hanya saya, beberapa orang pun memiliki kendalanya
sendiri untuk memulai
Memulai sebuah percakapan dengan orang yang baru saja
dikenalinya
Memulai sebuah pekerjaan baru ataupun yang sudah lama
tersimpan karena urung dilanjutkan. Hingga.....
Memulai hidup baru.
Tak jarang saya dan mungkin yang sedang membaca ini pernah
mengalami kesulitan untuk memulai. Yang ternyata permasalahannya adalah takut.
Takut akan gagal; takut hasil akan meluluhlantakkan ekspektasi; takut
mengecewakan dan dikecewakan. Bukan begitu? Atau ada lagi hal lain yang sudah
mengisi pikiran sebelum memulai melakukan sesuatu?
Lalu, belum lama ini saya membaca sebuah buku. Ada satu poin
penting yang menurut saya dapat menjawab segala kekhawatiran untuk memulai.
Segala sesuatu yang di luar diri kita adalah bagian dari
alam yang tidak dapat kita kendalikan. Baik dari segi luar dalam, proses hingga
hasilnya, dan lain-lain. Mencoba untuk menggantungkan dan mengendalikan segala
yang di luar diri kita merupakan hal yang sangat irasional.
Hidup itu ditandai dengan adanya detak jantung yang
digambarkan dengan grafik naik turun di elektrokardiogram. Di beberapa situasi,
yang sudah kita mulai ternyata bermuara ke hasil yang baik dan memuaskan diri
sendiri dan yang lainnya. Tapi tak jarang, kita harus bertemu dengan gagal.
Bukan sesuatu yang tabu untuk mengalami gagal, bukan?
Selalu ada yang pertama untuk segalanya. Hasil sulit untuk
dilihat karena dia menunggu di akhir. Perjalanan menuju ke sana akan terjadi
bila setiap kita siap untuk memulai. Bila gagal dan tak sesuai harapan, bangun,
lihat, belajar, dan kembali memulai dengan segalanya yang lebih siap dan kuat.
Jadi, kapan siap untuk memulai? Karena ada yang siap untuk
menemui di akhir perjalanan.
Comments
Post a Comment